Monday 1 April 2013

Analisis Litik Alat Batu

Analisis Litik Alat Batu
Oleh: Dodi Chandr, Mahasiswa Arkeologi UI

Analisis dalam penelitian arkeologi adalah suatu hal yang sangat penting, karena dengan analisis kita akan dapat mengetahui karakter yang dimiliki oleh artefak sebagai suatu hasil karya dan dalam hubungannya dengan artefak yang lain sehingga dapat diketahui pula karakter budaya masyarakat pendukungnya.
Secara umum analisis artefak dibagi dalam 4 macam, yaitu: 
a.       Analisis morfologi, identifikasi terhadap bentuk dan ukuran.
b.      Analisis teknologi, identifikasi pada teknik pembuatan artefak berdasarkan bahan baku, pengolahan bahan, teknik pengerjaan sampai benda dihasilkan termasuk teknik menghias.
c.       Analisis stilistik, identifikasi terhadap aspek dekoratif, seperti: warna, hiasan.
d.      Analisis jejak pakai, identifikasi pada sisa-sisa penggunaan sebuah alat atau artefak.         
Itulah sedikit gambaran umum mengenai tahap analisis dalam penelitian arkeologi. Dalam arkeologi terdapat suatu bagian analisis terhadap sebuah alat yaitu analisis litik. Analisis litik adalah analisis terhadap alat-alat masif yaitu alat-alat batu. Analisis litik dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a.       Analisis tekonologi  (Makroskopis)
Analisis yang mengamati  cirri-ciri yang pada artefak akibat proses produksi dan pemakaian. Untuk memudahkan analisis teknologi ini, dilakukan eksperimen replikasi yaitu sebuah eksperimen yang berusaha membuat replika dari sebuah alat yang akan diteliti. Dalam eksperimen replika atribut dari artefak harus diperhatikan seperti atribut bentuk, bahan, warna dan ukuran sebuah artefak.
b.      Analisis fungsi (Makroskopis)
Analisis yang berusaha menentukan fungsi alat beradasarkan jejak-jejak pakai mikro yang terlihat pada permukaan alat, terutama pada daerah tajaman. Untuk mendukung analisis fungsi ini, maka para peneliti harus melakukan eksperimen pemakaian alat. Sehingga, dengan eksperimen tersebut ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu striasi, kerusakan tajaman alat dan microwear polish, kilap yang disebabkan karena pemakaian.

Dalam penelitian eksperimental replika ada beberapa teknik yang masih dapat  dilihat dari studi etnografi terhadap masyarakat tradisional di Indonesia. Teknik-teknik itu diantaranya adalah:
a.      Percussion Flaking
Teknik ini disebut juga dengan block-on-block atau direct rest flaking. Pada teknik ini batu inti yang akan diserpih dibenturkan pada batu lain, batu pelandas, yang terletak di atas tanah atau batu inti yang dipegang diatas batu pelanda dan dipukul dengan batu yang lain.
b.      Direct Percussion Flaking
Pada teknik ini batu inti dipegang oleh satu tangan dan dipukul dengan sebuah batu pukul tangan yang lain. Teknik ini terjadi karena adanya kontak langsung antara batu inti dengan percussor (batu pemukul).
c.       Indirect Percussion Flaking
Pada teknik ini tidak terjadi kontak atau benturan langsung antara batu inti dengan percussor. Batu inti diletakkan di atas tanah, dan dengan satu tangan memegang sebatang kayu atau tulang yang diletakkan pada batu inti, batu yang lain memukul kayu atau tulang tersebut.
d.      Pressure Flaking
Teknik yang menggunakan tekanan pada batu inti tanpa pukulan.


No comments: